Thursday, July 10, 2008

Cinta-Cinta Monyetku

Pertama yang kuingat adalah seorang gadis bernama seperti planet yang tercantik diantara planet-planet yang kukenal. Entahlah, tapi dia sungguh cantik, berwajah indo. Aku tak tahu blasteran mana, aku tak pusingkan hal itu karena waktu itu aku masih kecil untuk tahu bahwa wajah seperti itu tak mungkin hasil dari hubungan antara sesama orang jawa. Larinya cepat, aku yang laki-laki pun tak mampu menandinginya. Suaranya bass dan berdengung, seperti suara pak Yono waktu sakit pilek. Tapi aku tahu, dia dekat denganku karena dia suka menyontek pekerjaan rumahku. Lumayan hasilnya, aku rangking 1 dia rangking 3.

Gadis kedua yang kuingat barangkali putri seorang wartawan senior di kotaku itu. Sebenarnya aku tidak terlalu suka padanya karena jidatnya yang lebar keturunan dari ayahnya. Namun posisinya yang selalu mendapat rangking dan berkompetisi denganku membuat teman-teman menghembuskan napas-napas racun yang membawa pesan bahwa aku dan dia amat cocok jika bersanding. Tapi aku tak pernah benar-benar memperdulikannya.

Sama dengan gadis ketiga yang kuingat, nasib yang sama juga yang membawanya tersangkut dengan sejarah hidupku. Dan aku juga tidak memperdulikannya.

Tapi yang satu ini, sungguh, dia adalah sekeping ingatan yang tertancap di memoriku sangat dalam. Gadis ini barangkali adalah keturunan dari Aceh, namanya sungguh secantik orangnya. Suaranya juga bass, sama seperti si gadis planet. Mungkin karena itu dia jarang berbicara karena minder dengan suaranya. Tapi dia sungguh membuatku terpesona. Aku tak mampu banyak berkata jika berada di hadapannya. Hanya dia gadis masa laluku yang ingin kujumpai dari sekian banyak gadis dalam memoriku.

Ah, maafkan aku istriku...

No comments: